KATA PENGANTAR
Puji syukur dan syukur saya panjatkan pada Allah S.W.T, karena berkat rahmatnya karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah” Perbandingan Pendidikan masyarakat Kota dan Desa” tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi informasi tentang perbandingan pendidikan di perkotaan dan di pedesaaan. Dan semoga dapat bermanfaat bagi sesama.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun akan selalu saya harapkan.
Depok,8 November 2016
Luthfi Fattulloh
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dunia
ini selalu memiliki hal untuk dibahas, dipelajari dan diteliti oleh karena itu
makalah ini dibuatuntuk menambah wawasan kita tentang dunia pendidikan di
daerah perkotaan dan pedesaan yang mempunyai perbedaan yang cukup signifikan
B. BATASAN
MASALAH
Dalam
pembahasan makalah ini saya akan menguraikan tentang :
1.
Kesenjangan
pendidikan msyarakat kota dan desa
C. TUJUAN
DAN MANFAAT
Tujuan
pembuatan makalah ini untuk menginformasikan kepada pembaca tentang perbedaan
pendidikan di masyarakat kota dan desa dalam bidang teknologi maupun fasilitas
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan
pendidikan di Indonesia memang masih pada level stagnan atau jalan ditempat.
Sistem pendidikan yang selalu berubah-rubah, kurikulum yang selalu berubah, dan
kebijakan-kebijakan yang membingungkan membuat status pendidikan Indonesia
belum juga meningkat (Nur Rois, 2012).
Pemerintah
memang tak henti-hentinya memberikan kebijakan demi kemajuan pendidikan, namun
kebijakan demi kebijakan seakan hanya menjadi oase di tengah padang pasir yang
kesejukannya hanya sesaat saja. Dalam praktiknya, pendidikan tetap menjadi
masalah yang krusial bagi bangsa ini.
Hingga
saat ini memang belum terjadi pemerataan pendidikan, baik dari segi tenaga
pengajar, fasilitas sarana prasarana, sampai siswa-siwanya yag kelak menjadi
generasi penerus bangsa. Sekolah yang kualitasnya bagus karena memiliki
pengajar yang kompeten, fasilitas lengkap, dan siswa-siswanya cerdas akan
semakin bagus. Sedangkan sekolah yang kualitasnya sedang justru sebaliknya.
Sekolah yang kualitasnya sedang atau kurang bagus akan menjadi bertambah buruk.
Sudah tenaga pengajarnya kurang kompeten, fasilitasnya kurang, siswa-siswanya
juga kurang secara akademis menurut Prof. Eko Budihardjo (dalam www.mediaindonesia.com).
Sebagai contoh untuk dapat menikmati
program kelas bertaraf Internasional diperlukan dana kurang lebih dari puluhan
juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang
mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan
akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam tuanya.
arus
globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan.
Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di saat
masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar
menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Maka, ketimpangan ini dapat memicu
kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas
pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam
masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam
(Hanakristina,2010).
Angka
jumlah pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat tidak merata. Khususnya pada
daerah pedesaan dan perkotaan, dan hal tersebut mengakibatkan kesenjangan di
teknologi di duniapendidikan. secara umum perbedaan sekolah antara di kota dan
di desa, memang sungguh jauh perbedaannya. Namun dari sisi semangat belajar,
tak kalah. Bahkan belakangan secara umum di kota dengan berbagai kemudahan,
anak-anak tidak menunjukkan prestasi yang sepadan. Sebaliknya di desa, dengan
berbagai keterbatasan, muncul anak-anak yang berprestasi dan memiliki semangat
belajar luar biasa.
Kemajuan
teknologi telah diserap sempurna oleh anak-anak perkotaan, sehingga telah
menjadi pemandangan sehari-hari bagaimana anak-anak perkotaan tak bisa terlepas
dari gadget. Sementara anak-anak di desa, memiliki alat-alat berteknologi
tinggi masih menjadi impian. Tapi dampak dari teknologi yang negatif, telah
pula terserap dengan sempurna di kota, sementara desa tak begitu kelihatan
mencolok pengaruhnya.
Suasana di sekolahpun antara di kota dan
di desa juga berbeda. Fasilitas sekolah perkotaan relatif lebih maju, tidak
seperti yang ada di desa, gedung sekolahnya saja banyak yang masih
memprihatinkan. Di sekolah perkotaan anak-anak berseragam, cantik dan tampan,
bersepatu dan wangi. Sementara di sekolah pedesaan, masih menjadi pemandangan
sehari-hari bagaimana anak-anak sekolah berseragam aneka warna, ada yang tidak
mengenakan alas kaki dengan wajah kuyu dan lelah, karena tidak jarang sampai
sore hari masih harus membantu kegiatan orang
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari apa
yang saya jabarkan diatas, dapat di simpulakan bahwa Kesenjangan antara di
dunia pendidikan masyarakat kota dan desa begitu terlihat dan perlu di tindak
lanjuti agar tidak tmembuat perbedaan yang begitu besar
B. SARAN
Semoga kedepannya dapat diperoleh pendidikan
yang merata diantara masyarakat kota dan masyarakat desa
DAFTAR PUSTAKA